Tuesday, January 29, 2008

Ketika Buah Hati Sakit

Memang berat rasanya jika anak kita sakit, inilah salah satu ujian menjadi orang tua. Sejak ke Batam tanggal 10 Jan lalu Devo anak kedua kami rewel terus. Selama di hotel tidak berhenti menangis, oh rupanya kedingingan..hehehehe kasian Devo, ini karena kami salah persepsi tentang dirinya, badannya memang endut, setidaknya lebih gendut dari Keany kakanya waktu keany seumurnya. Tapi ternyata lebih rentan terhadap cuaca dan sekitarnya.Tanggal 19 Jan, Devo berulang bulan yang ke 4, wah tak terasa... kami begitu bahagia, tetapi memang inilah ujian bagi kami ternyata sejak pulang dari Batam jadi lebih rewel apalagi menjelang Magrib, pasti rewel entah kenapa?? eh Kenapa?? menurut buku primbon mah itu sindrom menjelang magrib atau Maghrib Sindrome yang katanya penghuni-penghuni kegelapan mulai berdatangan, hahahaha. Take a break! irrasionalnya sich mungkin dia kangen omanya yang udah pulang ke Bandung, iya selama sebulan kebelakang Oma-lah yang banyak mengurus Devo. Kami lebih percaya bahwa Devo colic, iya sebuah "penyakit" hmm apa ya, gejala tidak mengenakan pada bayi yang biasanya berlangsung 3 hari pada umur 3 bulanan.. entahlah, berbagai upaya kami lakukan, buku, browsing internet, tanya sana-sini, tetap belum menunjukan hasil memuaskan. Resep baru palingan bawa jalan-jalan keliling sambil disusuin.Ugh sudah 4 hari sejak tanggal 18 lah Devo sakit, kami berjuang keras terutama Cath yang harus selalu setia (tangki minumnya dibawa-bawa sih, hihi). Jadi lebih banyak Cath yang begadang, saya lebih banyak bermain ma Keany yang sekarang sudah 5 tahun 4 bulan. Iya setelah 4 hari yang melelahkan akhirnya kami menyerah juga, batuk dan pileknya tidak terbendung terutama menjelang malam, kasian banget dech, minum susu sulit karena hidungnya tersumbat, sekali disedot dengan mulut, eh bapaknya deh tertular..heheheh. Kemudian kemarin terpaksa kami bawa ke dokter spesialis anak di Tanjunguban (kota kecil sekitar 45 km dari tempat kami). Meskipun mendengar sedikit gosip yang kurang sreg (entah apa) kami tetap memutuskan pergi. Memang dokternya nyentrik, ruang prakteknya yang berantakan, dan tentu saja cara pengecekan yang hanya tap-tap-tap dada dan punggungnya dengan stethoscope, sang dokter ambil kesimpulan Devo kena alergi.. eh? tentu saja saya penasaran khok bisa secepatnya itu menentukan dasarnya apa, lha saya tanyakan sama om dokter, hehehe jawabannya adalah karena "saya dokter..." waduh. gak banyak ribut lagi, pokonya kalo ngasih obat yang aneh2 tentu saja kami enggak akan kasih.. lalu om dokter ngasih obat yang harus diminum 3 kali sehari dengan dosis 2.5 ml, entah obat apa, dia nyuruh kita keluar waktu ngeraciknya heheheheh.. jadi inget Cath dulu waktu masih pacaran kalo bikin sambel mesti sembunyi hahahahaha. Pulang rumah ditengah jalan yang ditempuh 40 minute, tak henti kami membicarakan pak dokter.. perasaan kami bercampur aduk, antara kagum, nyentrik, aneh, dan berbagai pertanyaan tentang pak dokter. Sampai di rumah browsing nyari-nyari reputasi, tapi gagal. Cath takut dia dokter abal-abal, meski saya yakin dia dokter asli, hari ini akhirnya nemu juga sedikit profile dokter antik ini yang kurang begitu menyenangkan.. wah! Inilah mimpi kami selalu para orang tua, mencari dokter yang pas dengan selera kita, iya selera (kan bergantung persepsi kita tentang dokter dong hahahaha). Devo waktu pertama lahir ditangani dr. Kelly Sp.A dan Dr. Sofie ahli kandungannya. Lalu seperti juga kakaknya kami membawanya untuk cek perkembangannya ke dr. Harjanti Oman Sp.A, buat kami dr. Hardjanti adalah dokter anak yang cukup rasional kalau ngasih obat, dengan segudang penjelasan yang membuat kita merasa nyaman berkonsultasi, dr. Hardjanti memang pilihan kami.. hihihihi jadi kayak iklan. Sayangnya beliau cuman praktek di Bandung apalagi sekarang Devo yang divonis alergi, dr. Hardjanti kan sepesialisasinya alergi-imunologi, itupun mungkin hanya sedikit dokter yang cukup telaten dan rasional seperti itu di Bandung... sayang sekali. Kembali ke sakitnya Devo, dokter membari obat dengan dosis seperti itu, tentu saja kami tidak langsung memberi, menurut para ahli yang kami simpulkan, pemberian obat yang melebihi dosis bisa berakibat tidak baik, jadi kami hanya memberi 1 ml saja untuk Devo itupun Devo tidur pulas sampai pagi.. waduh ada obat tidurnya nich..

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Map IP Address
Powered byIP2Location.com